Autis adalah nama penyakit sebenernya, walau aku ga mengalami penyakit ini, aku pribadi nyebut diriku ini autis. Autis yaitu penyakit yang membuat penderitanya memiliki dunia sendiri, tidak menyadari bahwa banyak orang di sekelilingnya. Orang-orang autis pada umumnya berlaku aneh, terkadang ga bisa masuk ke dalam pikiran orang “normal”.

           Sebagai contoh, aku pernah ngedenger cerita, seorang anak autis yang lagi maen bareng temennya, tiba-tiba nusuk tangan temennya pake pensil, tapi anak autis itu ga ngerasa apapun (ngerasa bersalah dsb.), dan tetap biasa aja walaupun temennya yang ditusuk itu nangis-nangis. Itu salah satu contoh yang menyeramkan. Tapi ga semua penderita autis separah itu. Ada juga yang punya teman khayalan walaupun dia uda berumur diatas 21 tahun. Well, aku ga bener-bener autis, tapi aku memiliki dunia ku sendiri layaknya orang-orang autis, yaitu dunia dimana aku bebas tersenyum dan bergerak kesana kemari tanpa perlu ditemani.

              Aku emang seneng sendirian, tapi bukan berarti aku ga perlu teman. Aku adalah manusia, makhluk sosial, ga mungkin bisa hidup sendiri. Teman bisa menjadi orang yang membantu saat aku sedang kesusahan, juga bisa menyusahkan saat aku sedang memiliki keinginan.

              Awalnya aku ga seneng pergi sendirian, karena pada dasarnya, sifat ku tuh pemalu, pendiam, dll., kurang banyak yang bagusnya. Hahaha. Tapi setiap kali aku ingin pergi bersama teman-teman, mereka tidak bisa menemaniku, terkadang masalah uang menjadi masalah, waktu yang tidak tepat, dan mungkin, karena sifat dasar ku yang pendiam ini lah yang membuat mereka malas untuk menemaniku berjalan-jalan. Entahlah, aku gatau untuk hal yang terakhir kusebutkan itu.

              Tapi karena hal-hal itulah, aku bosan untuk menunggu ditemani, aku bosan untuk meminta hal yang ga pasti, aku putuskan untuk keluar rumah sendirian. Dan ga menyeramkan koq, justru menyenangkan. Gada yang bilang “ah sen, cape nie, duduk dulu yu?” ato bilang “ngapain kesini sih sen? Ga punya uang gini, jadi banyak yang kepengen kan?” dll.

              Oh please! Jalan-jalan tuh bukan pas ada uang aja. Jalan-jalan tuh bisa buat cuci mata, menghilangkan kejenuhan dari berdiam terus dirumah, berkenalan dengan orang-orang baru, banyak fungsinya, bukan buat belanja doang. Tapi yah, orang-orang emang berbeda, ada yang memilih sendirian seperti aku, ada yang justru gabisa sendirian sama sekali, ada yang pilih-pilih teman, wah banyak lah jenis orang tuh. Dan aku menyadarinya. Tapi satu yang perlu dipahami, hidup tuh dari sendiri oleh sendiri untuk sendiri, jadi jangan takut untuk/menjadi sendirian, toh dimanapun, kapanpun, kalo kamu mau, kamu bisa ga menjadi sendirian. Caranya? Komunikasi. 🙂